
Selong, Penalombok– Dalam sebuah unggahan di akun Facebook pribadinya, tokoh masyarakat dan mantan pejabat Lombok Timur, Ali BD, menyampaikan pandangannya yang kuat mengenai keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Selong. Ia menekankan bahwa PKL bukan hanya bagian dari wajah kota, melainkan juga penyumbang utama dalam penciptaan lapangan kerja secara mandiri.
Ali BD mengisahkan pengalamannya sejak tahun 1985 saat masih menjabat sebagai Direktur Yayasan Sosial Masyarakat (YSM), di mana ia bersama Wali Kota Mataram melakukan sensus PKL di seluruh Kota Mataram. Hasilnya mencengangkan, jumlah PKL mencapai ribuan. Jika dihitung dengan anggota keluarganya, jumlah itu berlipat ganda. Dalam perjalanannya, YSM bersama pemerintah kota saat itu memberikan pelatihan dan bantuan modal kepada PKL tanpa mengganggu aktivitas usaha mereka.
Saat menjabat di Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, Ali BD mengungkapkan bahwa dirinya membiarkan PKL berjualan di depan kantor BRI dan bahkan memberikan tambahan lahan di kawasan barat Hutan Kota. “Mengapa? Karena Pedagang Kaki Lima adalah warga kota kelas satu,” tulisnya.
Ia menjelaskan bahwa PKL memiliki peran penting karena mereka menciptakan lapangan kerja untuk diri mereka sendiri. “Mereka gunakan tanah di depan BRI pada waktu malam, siapa yang terganggu? Mereka gunakan taman, karena mereka adalah bagian dari taman itu sendiri. Tak ada taman jika tak ada kaki lima. Tak ada kota jika tak ada kaki lima,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ali BD mengingatkan bahwa jika pemerintah menginginkan kebersihan kota, maka petugas kebersihan harus menjaga kebersihan. PKL, menurutnya, dapat diajak untuk turut serta menjaga kebersihan tanpa perlu dimarahi atau dihina. Ia menegaskan, “Jangan pernah menghardik, memarahi dan menghina mereka. Mereka penyumbang lapangan kerja secara mandiri.”
Menutup pernyataannya, Ali BD menyebut bahwa keberadaan PKL di berbagai kota besar, seperti di Indonesia, Vietnam, Malaysia, Bangkok, hingga Belanda, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kota. Menurutnya, mereka dihormati dan diakui perannya dalam menghidupkan dinamika perkotaan.***