
Penalombok | Lombok Timur – Menanggapi unggahan Fahri Hamzah di Facebook mengenai Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia yang akan digelar pada 3 Juni 2025, Ali BD menyampaikan kritik tajam terhadap pendekatan ekonomi yang diusung dalam acara tersebut.
Menurut Ali BD, istilah Sumitronomics yang merujuk pada pemikiran almarhum ekonom Sumitro Djojohadikusumo memang menarik dan patut diapresiasi sebagai mazhab baru dalam wacana ekonomi nasional. Namun, ia menilai pendekatan ini akan menghadapi tantangan yang sangat berat di Indonesia.
“Sumitronomics, menurut istilah anda, akan mendapat tantangan dan hambatan yang sangat hebat di Indonesia. Mengapa? Karena anda dan semua menteri dalam kabinet Prabowo adalah kelompok orang yang hidup dan dibesarkan oleh ekonomi liberal atau neo-liberal,” tegas Ali BD dalam komentarnya.

Ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi nasional tidak lepas dari pengaruh besar para konglomerat yang akan terus membuat kalkulasi untung rugi secara bisnis dalam menjalin kerja sama dengan pemerintah.
“Para konglomerat Indonesia akan membuat kalkulasi untung ruginya secara bisnis bekerja sama dengan kabinet, dimana anda juga sekarang tengah menjalankan tugas,” ujarnya, menyinggung posisi Fahri Hamzah sebagai salah satu pejabat negara.
Meski mengaku senang dengan munculnya mazhab baru seperti Sumitronomics, Ali BD mengingatkan bahwa tantangan struktural dan ideologis di dalam tubuh pemerintahan dan ekonomi Indonesia akan menjadi ujian berat bagi penerapan gagasan tersebut.
“Memang saya senang dengan mazhab baru ini, tapi tak terbayangkan betapa besar tantangan yang akan dihadapinya,” tutup Ali BD.***